MAHASISWA UNUSA DALAM GENERASI ASWAJA AN-NAHDLIAH
Ahlus Sunnah wal Jamaah (bahasa Arab: أهل السنة والجماعة) adalah sebuah istilah dalam Islam yang mengacu pada golongan atau komunitas umat Muslim yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW dan memegang teguh prinsip-prinsip ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah dan generasi awal umat Islam (Sahabat Nabi dan generasi setelahnya). Istilah ini juga dikenal dengan sebutan Sunni.
Berikut adalah beberapa karakteristik utama yang dianggap terkait dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah:
1. Mengikuti Ajaran Nabi Muhammad: Ahlus Sunnah wal Jamaah meyakini bahwa ajaran Nabi Muhammad SAW, yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadis (tradisi atau perkataan Nabi), adalah sumber utama hukum, keyakinan, dan praktik dalam Islam.
2. Berpegang pada empat madzhab utama: Ahlus Sunnah wal Jamaah mengikuti salah satu dari empat madzhab utama dalam hukum Islam, yaitu madzhab Hanafi, Maliki, Syafi'i, atau Hanbali. Ini adalah tradisi hukum yang telah diterima oleh mayoritas umat Islam dalam sejarah.
3. Menjaga kesatuan umat: Mereka mendukung kesatuan umat Muslim dan menentang perpecahan atau pertikaian di antara umat Islam. Prinsip ini sangat penting dalam menjaga persatuan dan solidaritas umat.
4. Menolak bid'ah (inovasi agama): Ahlus Sunnah wal Jamaah menolak inovasi atau perubahan dalam ajaran agama yang tidak memiliki dasar dalam Al-Quran atau Hadis. Mereka cenderung menjaga kesucian ajaran Islam dari tambahan-tambahan yang tidak diperintahkan oleh Rasulullah.
5. Menghormati para Sahabat Nabi: Mereka menghormati dan memandang tinggi Sahabat Nabi Muhammad SAW sebagai contoh teladan dalam menjalankan ajaran Islam.
Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah kelompok terbesar dalam Islam, dan sebagian besar umat Muslim di seluruh dunia adalah anggota dari golongan ini. Meskipun ada variasi dalam praktik dan interpretasi di antara pengikut Ahlus Sunnah wal Jamaah, prinsip-prinsip dasarnya adalah kesetiaan kepada Al-Quran, Hadis, dan tradisi ajaran Islam yang telah diterima selama berabad-abad
Nahdlatul Ulama (NU) adalah salah satu organisasi Islam terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia. Nahdlatul Ulama memiliki sejarah panjang dan telah memainkan peran yang signifikan dalam kehidupan sosial, keagamaan, dan politik di Indonesia. Berikut adalah pengertian dan beberapa informasi penting tentang Nahdlatul Ulama:
1. **Sejarah Nahdlatul Ulama:** Nahdlatul Ulama didirikan pada tahun 1926 oleh sekelompok ulama (cendekiawan Muslim) Indonesia yang dipimpin oleh KH Hasyim Asy'ari. Organisasi ini lahir sebagai tanggapan terhadap berbagai perubahan sosial dan politik yang terjadi pada masa itu, termasuk kolonialisme Belanda dan modernisasi Islam. Tujuan utama Nahdlatul Ulama adalah untuk mempertahankan dan mempromosikan ajaran Islam yang tradisional dan kebudayaan Jawa.
2. **Tujuan dan Prinsip:** Nahdlatul Ulama berkomitmen untuk mengamalkan ajaran Islam yang moderat dan inklusif, serta mempromosikan toleransi, perdamaian, dan kerukunan antaragama di Indonesia. Mereka menekankan pentingnya pendidikan Islam, pelayanan sosial, dan kesejahteraan masyarakat.
3. **Struktur Organisasi:** Nahdlatul Ulama memiliki struktur hierarki yang kuat, dengan tingkat keanggotaan yang bervariasi mulai dari tingkat lokal hingga nasional. Organisasi ini memiliki kepemimpinan nasional yang dipilih melalui proses musyawarah (konsultasi) dan memiliki cabang di berbagai wilayah di Indonesia.
4. **Pengaruh Politik:** Nahdlatul Ulama juga memiliki pengaruh besar dalam politik Indonesia. Beberapa tokoh terkemuka NU telah terlibat dalam politik nasional, dan partai politik seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terkait erat dengan NU.
5. **Peran dalam Dialog Antaragama:** Nahdlatul Ulama telah aktif dalam dialog antaragama di Indonesia dan di seluruh dunia. Mereka telah berusaha mempromosikan pemahaman dan kerukunan antaragama di tengah keragaman agama yang ada di Indonesia.
Nahdlatul Ulama adalah salah satu organisasi Islam yang berpengaruh di Indonesia dan memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan sosial, keagamaan, dan politik di negara ini. Organisasi ini terus berperan dalam mempromosikan Islam yang moderat, inklusif, dan toleran, serta mendukung berbagai upaya pembangunan sosial dan pendidikan di Indonesia.
Visi dan misi Nahdlatul Ulama (NU) mungkin telah berubah sejak pengetahuan saya terakhir pada September 2021, tetapi pada umumnya, organisasi ini memiliki visi dan misi yang mencerminkan komitmen mereka untuk mempromosikan Islam yang moderat, inklusif, dan berperan dalam pembangunan sosial di Indonesia. Berikut adalah beberapa contoh visi dan misi yang mungkin mencerminkan NU:
**Visi:**
"Menjadi organisasi Islam yang berperan dalam memajukan kesejahteraan sosial, pendidikan, dan moral masyarakat Indonesia, serta mempromosikan toleransi, kerukunan antaragama, dan perdamaian."
**Misi:**
1. **Mempromosikan Islam yang Moderat:** Menyebarkan ajaran Islam yang moderat, inklusif, dan berlandaskan pada nilai-nilai keadilan, toleransi, dan perdamaian.
2. **Pendidikan dan Pembangunan:** Mendorong dan mendukung pendidikan Islam yang berkualitas, serta berperan dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan infrastruktur di Indonesia.
3. **Kerukunan Antaragama:** Terlibat dalam dialog antaragama dan mempromosikan kerukunan antaragama serta toleransi di tengah masyarakat yang beragam agama.
4. **Kesejahteraan Sosial:** Memberikan pelayanan sosial kepada masyarakat, seperti bantuan kesehatan, pendidikan, dan bantuan sosial kepada yang membutuhkan.
5. **Kepemimpinan Moral:** Mendidik dan membimbing umat Islam untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab, berintegritas, dan memiliki moral yang tinggi.
6. **Pembinaan Kepemimpinan:** Membina dan mengembangkan generasi muda yang menjadi pemimpin masa depan dalam berbagai bidang.
7. **Kepentingan Politik dan Sosial:** Berperan dalam politik dan masyarakat untuk memastikan kepentingan umat Islam dan masyarakat umum terwakili dengan adil dan seimbang.
Visi dan misi NU didasarkan pada nilai-nilai Islam yang mengedepankan kesejahteraan sosial, keadilan, dan kerukunan antaragama. Organisasi ini memiliki peran penting dalam membantu membentuk arah perkembangan sosial, politik, dan keagamaan di Indonesia.
NU merumuskan Aswaja sebagai sebuah mazhab yang dalam berakidah mengikuti salah satu dari dua imam: Al-Asy’ari dan Al-Maturidi (Bukhara’); dalam ubudiyah mengikuti salah satu imam empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali), dan dalam bidang tasawuf mengikuti salah satu dari dua imam Al-Junaidi atau Al-Ghazali
Empat Dasar Prinsip Nahdlatul ulama
1. Tawasuh/moderat
2. Tawasuh/Toleransi
3. I'tidal/adil dan tegak lurus
4. Tawazun/keseimbangan
Tasawwuf, also known as Sufism, is a mystical and spiritual aspect of Islam. It focuses on seeking a deeper understanding of the divine and developing a closer relationship with God through various practices such as meditation, prayer, and the purification of the soul.
"Moderat" is not a term related to Tasawwuf. If you have any specific questions or topics related to Tasawwuf or moderation in a different context, please feel free to ask, and I'll be happy to provide more information.
Tawasuh adalah suatu konsep yang umumnya digunakan dalam konteks Islam, khususnya dalam pemikiran Islam moderat. Ini merujuk pada pendekatan yang seimbang atau moderat terhadap agama dan kehidupan sehari-hari. Ini mendorong umat Islam untuk menghindari ekstremisme atau fundamentalisme dalam praktik keagamaan mereka dan untuk menjalani kehidupan yang seimbang antara tuntutan agama dan kehidupan dunia.
Di sisi lain, "moderat" adalah kata yang digunakan dalam banyak konteks yang berbeda dan bukan hanya terbatas pada konteks agama. Secara umum, itu mengacu pada sikap atau tindakan yang tidak ekstrem, ekstremis, atau berlebihan, tetapi sebaliknya seimbang dan sesuai dengan norma atau nilai-nilai yang diterima secara umum.
Tasamuh adalah istilah dalam bahasa Indonesia yang merujuk pada konsep toleransi. Ini menggambarkan sikap atau perilaku individu atau masyarakat yang menerima perbedaan, baik perbedaan agama, budaya, etnis, atau pandangan, tanpa memaksakan nilai-nilai atau keyakinan mereka kepada orang lain. Toleransi mencakup penghargaan terhadap keberagaman dan hak setiap individu untuk memiliki pandangan atau keyakinan mereka sendiri.
Toleransi adalah aspek penting dalam masyarakat yang beragam, karena itu memungkinkan orang dengan latar belakang yang berbeda untuk hidup bersama secara damai dan saling menghormati. Ini adalah nilai yang mendorong dialog, pemahaman, dan kerjasama antara individu dan kelompok yang berbeda.
Jadi, dalam konteks tasamuh atau toleransi, penting untuk menghormati hak setiap individu untuk memiliki pandangan dan keyakinan yang berbeda, sambil menciptakan lingkungan yang inklusif dan damai.
I'tidal atau tegak lurus adalah istilah dalam bahasa Arab yang berarti "berdiri tegak" atau "tegak lurus." Dalam konteks agama Islam, istilah ini sering digunakan untuk mengacu pada posisi berdiri tegak atau lurus ketika seorang Muslim melakukan salat (sholat). Posisi ini adalah salah satu dari beberapa gerakan dalam salat yang harus dijalankan dengan baik, di mana seseorang berdiri dengan kaki rapat, tubuh lurus, dan matahari di tengah-tengah telapak kaki.
I'tidal atau tegak lurus juga dapat merujuk pada konsep keteguhan dan keseimbangan dalam berbagai konteks, tidak hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Cinta tanah air dalam Islam dianggap sebagai nilai yang penting. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk mencintai dan menghormati negara tempat mereka tinggal, serta untuk berkontribusi positif dalam masyarakat. Beberapa aspek cinta tanah air dalam Islam meliputi:
1. **Kepatuhan kepada Hukum Negara**: Muslim diwajibkan untuk mematuhi hukum-hukum negara tempat mereka tinggal, selama hukum tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip agama Islam.
2. **Kesejahteraan Bersama**: Islam mengajarkan konsep keadilan sosial dan mengutamakan kesejahteraan bersama. Muslim diharapkan untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan pemeliharaan masyarakat serta membantu yang membutuhkan.
3. **Toleransi dan Kerukunan**: Islam mendorong toleransi dan kerukunan antara berbagai kelompok agama dan etnis dalam masyarakat. Cinta tanah air juga mencakup cinta terhadap sesama warga negara, tanpa memandang perbedaan.
4. **Perlindungan terhadap Tanah dan Sumber Daya**: Islam mengajarkan pemeliharaan lingkungan dan sumber daya alam. Mencintai tanah air juga berarti menjaga alam dan menjauhi kerusakan lingkungan.
5. **Patriotisme**: Meskipun cinta tanah air dihormati, kecintaan terhadap agama selalu diutamakan dalam Islam. Jika ada konflik antara tuntutan negara dan agama, maka kewajiban agama akan menjadi prioritas.
Pentingnya cinta tanah air dalam Islam mendorong Muslim untuk menjadi warga negara yang baik, mempromosikan keadilan, toleransi, dan kerukunan dalam masyarakat, serta menjaga alam dan sumber daya untuk generasi mendatang.
Istilah "Al muhafadzoh alal qodiimis Sholih wal akhdzu bil jadiidil aslah" adalah istilah dalam bahasa Arab yang dapat diterjemahkan sebagai "Memelihara yang lama yang baik dan menerima yang baru yang lebih baik." Istilah ini mencerminkan konsep dalam Islam tentang memelihara tradisi baik dari masa lalu sambil menerima perubahan yang lebih baik untuk masa depan.
Dalam konteks Islam, prinsip ini mengajarkan untuk menjaga nilai-nilai dan ajaran yang baik dari masa lalu (qodiimis sholih) dan tidak terjebak dalam tradisi hanya karena itu adalah yang lama. Ketika ada inovasi atau perbaikan yang lebih baik (jadiidil aslah) yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, maka sebaiknya diterima dan diadopsi.
Prinsip ini mencerminkan fleksibilitas dalam pemahaman dan praktik Islam, dengan mempertimbangkan perubahan zaman dan kondisi sosial tanpa mengorbankan prinsip-prinsip pokok agama. Ini mengingatkan umat Islam untuk terbuka terhadap perkembangan yang positif dan inovasi yang memperbaiki kehidupan sesuai dengan ajaran Islam.
Istilah "AI isnaadu minad din" dalam bahasa Arab dapat diterjemahkan sebagai "Apa yang diperoleh dari agama." Istilah ini sering digunakan dalam konteks keilmuan Islam, khususnya dalam ilmu hadis.
Dalam ilmu hadis, "AI isnaadu minad din" menunjukkan pentingnya merujuk kepada sumber-sumber agama yang sah dan terpercaya untuk mendapatkan pengetahuan tentang ajaran dan praktek Islam. Dalam konteks hadis, "isnaad" adalah rantai perawinya, yang merupakan bagian penting dalam menilai keabsahan suatu hadis. Oleh karena itu, ungkapan ini mengingatkan umat Islam untuk memastikan bahwa informasi dan ajaran yang mereka terima berasal dari sumber-sumber yang sah dan dapat dipercaya dalam agama Islam.